Pindah Alamat ke www.abiubaidah.com

October 17, 2009 Leave a comment

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Diberitahukan kepada kaum muslimin, khususnya pembaca situs pribadi Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi, bahwa alamat situs Ustadz Abu Ubaidah pindah ke www.abiubaidah.com . Kami mengucapkan terima kasih kepada setiap pembaca yang telah menyampaikan saran, kritik, dan pertanyaan kepada kami. Semoga situs ini bermanfaat bagi kita semua. آمين

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Categories: 1

Kita Tidak Mungkin “Bersatu dengan Allah”!

October 15, 2009 1 comment

Membedah Kekeliruan Kaum Sufi

dalam Memahami Hadits Wali

disusun oleh

Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

أحبك في الله

A. Pengantar

Sesungguhnya membela kemurnian agama dan membantah para ahli bid’ah dengan argumen dan hujjah merupakan kewajiban yang amat mulia dan landasan utama dalam agama. Oleh karenanya, para ulama salafush shalih lebih mengutamakannya daripada ibadah sunnah, bahkan mereka menilai bahwa hal tersebut merupakan jihad dan ketaatan yang sangat utama. Imam Ahmad pernah ditanya:

“Manakah yang lebih engkau sukai, antara seorang yang berpuasa (sunnah), shalat (sunnah), dan i’tikaf dengan seorang yang membantah ahli bid’ah?” Beliau menjawab: “Kalau dia shalat dan i’tikaf maka maslahatnya untuk dirinya pribadi, tetapi kalau dia membantah ahli bid’ah maka maslahatnya untuk kaum muslimin, ini lebih utama.” [1]

Di antara para ahli bid’ah yang tidak kalah bahayanya adalah kelompok Sufiyah yang memborong sekian banyak kesesatan dan penyimpangan yang beraneka ragam, di antara sekian kesesatan mereka yang paling berbahaya adalah aqidah wahdatul([2]) wujud (Manunggaling Kawula Gusti/bersatunya Tuhan dengan hamba), sebuah aqidah yang bertentangan seratus persen dengan pokok-pokok ajaran Islam, bahkan menghancurkan persendiannya baik dalam aqidah, ibadah, akhlaq, dan sebagainya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Bangkit membantah mereka (ahli wahdatul wujud) merupakan kewajiban yang sangat utama, sebab mereka adalah perusak akal dan agama manusia, mereka membuat kerusakan di muka bumi, dan menghalangi dari jalan Alloh. Bahaya mereka terhadap agama melebihi bahaya para penjajah dunia seperti perampok dan pasukan Tatar yang hanya merampas harta tanpa merusak agama.” [3]

  • Mungkin sebagian kita ada yang bergumam:

“Mengapa aqidah wahdatul wujud ini harus dipermasalahkan? Bukankah aqidah itu hanya ada pada beberapa tokoh zaman dulu saja semisal Ibnu Arabi, Ibnu Faridh, Ibnu Sab’in, dan sebagainya?! Bukankah aqidah itu sudah hilang dari permukaan bumi di masa kini?! Lantas mengapa perlu dibahas seperti ini?! Bukankah ini hanya sia-sia belaka?!”

  • Kami jawab:

“Tenanglah saudaraku! Jangan anda gegabah menilai seperti itu, bukalah mata anda lebar-lebar niscaya anda akan mengetahui (walau terkadang terselubung) betapa banyaknya pengibar bendera aqidah rusak ini di negeri kita dari para kyai, habib, penulis, aktivis, bahkan diajarkan di kuliah-kuliah agama seperti IAIN, contohnya.

Barangkali untuk lebih menenangkan hati, tidak mengapa kita nukil sebuah contoh –sekalipun hati ini sebenarnya terasa berat untuk menukilnya([4])–. Masih terngiang-ngiang di telinga saya ucapan keji Abdul Muqsith Ghazali MA, kawan Ulil Abshar dalam debat buku “Ada Pemurtadan di IAIN”,katanya: Read more…

dari Admin untuk Pembaca

October 14, 2009 Leave a comment

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

  • Kami memohon maaf kepada pembaca apabila, saran, komentar, kritik, dan pertanyaan, dalam satu minggu ini belum dibalas/ditanggapi Ustadz Abu Ubaidah -hafizhohullah-. Hal ini dikarenakan saat ini beliau masih sibuk mengikuti daurah dengan para Masyaikh Yordania (murid-murid senior syaikh Al-Albani) di Mojokerto. Di samping itu, beliau juga memiliki kesibukan yang cukup padat di Ma’had Al-Furqon. Insya Allah, semua saran, komentar, kritik, dan pertanyaan kami tampung (meskipun tanggapannya kemungkinan lama, atau tidak sama sekali).
  • Demikian pula, ada beberapa komentar yang tidak kami tampilkan. Tidak ditampilkannya komentar tersebut karena kami pandang terlalu panjang atau mengandung syubhat. Komentar-komentar tersebut tidak kami delete (hapus) sama sekali, tetapi kami simpan, yang mungkin akan kami tampilkan kembali jika Ustadz -hafizhohulloh- sudah memberi tanggapan balik.

Namun demikian, kami tetap berharap apabila pembaca sekalian tetap mengirimkan saran, kritik, maupun pertanyaan di blog ini agar kami terus berbenah menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kaum muslimin, insya Allah.

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

tertanda,

admin blog

Categories: Informasi

Benang Tipis: Antara Kemudahan Islam dan Bermudah-Mudahan dalam Mengamalkan Syariat Islam

October 14, 2009 1 comment

Meluruskan Pemahaman tentang Kemudahan Dalam Islam

oleh:

Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

Sesungguhnya Islamm itu mudah, ikhwah...

A. Pengantar

Sesungguhnya agama Islam adalah agama yang mudah dan menganjurkan kemudahan. Hal ini sangat dimaklumi bersama. Hanya saja masalahnya, banyak orang salah paham dan meletakkan kemudahan ini bukan pada tempatnya,  sehingga dengan dimotori oleh hawa nafsu dia mencari pendapat-pendapat yang paling ringan dan ganjil dengan alasan penyesuaian zaman dan kemudahan Islam sekalipun pendapat tersebut sangat lemah dan bertentangan dengan dalil-dalil yang shohih. Lalu, bila mereka diingkari, dengan entengnya mereka akan mengeluarkan senjata ampuhnya:

“Kita harus toleransi dan berlapang dada dalam masalah khilafiyyah (perselisihan ulama)”!!!

Ironisnya, orang-orang seperti itu malah banyak digemari masyarakat dengan menyebut mereka sebagai “ustadz gaul”, “dai bijak”, “kyai modern” dan gelar-gelar semu lainnya. Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk mendudukkan masalah ini agar kita memahaminya dengan baik dan tidak salah paham dengan kemudahan Islam. Read more…

Biografi Singkat Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

October 13, 2009 1 comment

Ustadz Abu Ubaidah yang Kukenal…

A. Pengantar

طريق 1Pembaca mulia, mungkin di antara pembaca, banyak yang bertanya-tanya, siapa itu Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi? Na’am, ketika awal mula blog ini dibuat, tercatat ratusan orang mengklik halaman “Tentang Ustadz”. Kami memohon maaf apabila halaman tersebut kosong cukup lama. Perlu pembaca ketahui bahwa Ustadz Abu Ubaidah sebenarnya enggan dan malu menulis risalah biografi yang menceritakan dirinya sendiri. Kamilah yang terus menerus mendesaknya. Kami berharap agar apa yang beliau ceritakan dari perjalanan beliau menuntut ilmu, dapat menjadi contoh bagi kita semua, khususnya kita yang masih muda. Ini karena aktivitas thalabul ilmi yang beliau jalani, dimulai semenjak beliau masih kecil. Dan di saat beliau masih dikatakan sebagai pemuda, beliau sudah memasuki dunia dakwah, khususnya dakwah dengan tulisan-tulisan beliau di Majalah Al-Furqon. Kami sangat berharap agar kita, khususnya yang masih muda, dapat meniru kesungguhan beliau dalam ilmu, amal dan dakwah. Betapa sangat disayangkan, kita melihat kebanyakan anak muda kaum muslimin (mudah-mudahan Allah memperbaiki kita semua) terbuai dalam hal sia-sia atau terlena dalam urusan dunia. Selain itu, ditulisnya biografi ini  untuk menjawab pertanyaan saudara-saudara yang “anti salafi” yang menanyakan, Siapa ini “Abu Ubaidah”?

[ selengkapnya, silakan LIHAT DISINI -KLIK-]

Categories: Informasi Tags:

Nikah Tanpa “KUA” Bermasalahkah?

October 12, 2009 4 comments

oleh:

Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

---

Penulis masih ingat betul, tatkala Majalah tercinta ini ( al-Furqon ) edisi 12/Th. III pernah mencantumkan artikel berjudul “Nikah Sirri Antara Hukum Syar’i dan Undang-Undang Negara” oleh akhuna al-Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf. Ternyata tanpa terduga, banyak komplain dan suara miring saat itu yang masuk ke meja redaksi, ada yang mempertanyakan kepada kami dengan baik, namun ada juga yang bernada emosi, sehingga sebagian mereka berlebihan tatkala berkomentar:

“Penulis telah membuat suatu bid’ah baru dalam agama”!!! “Tidak ada ulama yang berpendapat seperti itu”!!! dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, kami memandang perlu kiranya penjelasan tambahan tentang masalah penting ini agar tidak terjadi kesalahpahaman dan fitnah di antara kita semua. Kami berdoa kepada Allah agar memberikan taufiq kepada penulis untuk menulis kebenaran. Apabila tulisan ini memang benar, maka itu hanyalah taufiq Allah semata. Sebaliknya, apabila ada kesalahan, maka itu datangnya dari Syetan dan kelemahan hamba yang lemah ini. Kami terbuka untuk menerima nasehat dan kritikan yang membangun dari semuanya, tentunya dengan cara dan adab Islami yang indah. Wallahul Muwaffiq. Read more…

Nikah Beda Agama (Hukum Islam VS Hukum Setan)

October 8, 2009 1 comment

Mengkritisi Argumentasi Kaum Liberal

disusun oleh

Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

Waspadailah JIL, ikhwah...

Nikah beda agama dalam pembahasan ini maksudnya adalah wanita muslimah menikah dengan lelaki non Muslim baik ahli kitab maupun tidak.

Masalah ini hingga kini masih menjadi fenomena yang mencuat di permuakaan. Dahulu, diberitakan:

“Terjadi sejumlah wanita muslimah di Batusangkar, Sumatera Barat dan lainnya telah dinikahi oleh Lelaki Nashroni”.

Masalah bahaya ini semakin diperparah oleh ulah para pengibar liberalisme yang banyak menyebarkan pemikiran bervirus bahaya kepada umat. Lihatlah ungkapan mereka berikut yang dengan terang-terangan menggugat hukum Allah:

“Soal pernikahan laki-laki non Muslim dengan wanita muslim merupakan wilayah ijtihadi dan terikat dengan konteks tertentu, di antaranya konteks dakwah Islam pada saat itu. Yang mana jumlah umat Islam tidak sebesar saat ini, sehingga pernikahan antara agama merupakan sesuatu yang terlarang.

Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah dengan laki-laki non Muslim, atau pernikahan beda agama secara lebih luas amat diperbolehkan, apapun agama dan aliran kepercayaanya”. [1]

Ulil Abshor Abdalla juga berkata: “Larangan kawin beda agama bersifat kontekstual. Pada zaman Nabi, umat Islam sedang bersaing untuk memperbanyak umat. Nah, saat ini Islam sudah semilyar lebih, kenapa harus takut kawin dengan yang di luar Islam…[2]

Katanya juga “Larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non Islam, sudah tidak releven lagi”.[3]

Banyaknya syubhat seperti ini hendaknya menjadikan kita lebih mendekatkan diri kepada Allah, menyibukkan dengan ibadah, dan bersemangat menuntut ilmu agar selamat dari fitnah syubhat dan syahwat yang kencang menerpa pada zaman ini.

Dan yakinlah bahwa di balik semua badai terpaan itu pasti ada hikmah Allah yang indah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Termasuk sunnatullah, apabila Dia ingin menampakkan agamaNya, maka dia membangkitkan para penentang agama, sehingga Dia akan memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan, karena kebatilan itu pasti akan hancur binasa”.[4]

Pada kesempatan ini, sebagai penjagaan umat dari rongrongan syubhat Jaringan Iblis liberal ini, maka kami akan mengetengahkan dalil-dalil tentang masalah ini secara ringkas tapi jelas. Semoga Allah menjaga kita semua dari segala fitnah. Amiin. Read more…

Mungkinkah Kita Masuk Surga karena Amal yang Telah Kita Lakukan?

October 7, 2009 1 comment

Pertanyaan:

Apakah seorang hamba masuk surga karena amalnya?

Jawab:

selamat datang di abiubaidah.wordpress.comIni merupakan masalah yang sangat penting, yang telah disalahpahami oleh beberapa kelompok yang tidak memahami agama Islam secara benar. Kami katakan,

“Amal shalih seorang hamba merupakan penyebab masuk surga.”

Categories: Aqidah dan Manhaj, Tanya Jawab Tags: ,

DOA UNTUK ORANG YANG PULANG HAJI

October 7, 2009 Leave a comment

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Ustadz, saya mau tanya, ada tidak ucapan untuk orang yang baru pulang haji?

Abu Hammam Pekalongan 08586922xxxx

Jawaban:

  • Sepanjang pengetahuan kami, tidak ada lafadz doa atau ucapan tertentu dari Nabi untuk orang yang baru pulang haji, namun tidak mengapa seseorang mendoakan untuk mereka dengan doa-doa yang baik dan sesuai, seperti “Semoga Allah menerima amal shalihmu”, “Semoga Allah menjadikan hajimu sebagai haji yang mabrur” dan lafadz-lafadz sejenisnya yang tidak menyimpan makna terlarang, sebab ucapan selamat dan doa kebaikan merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam syari’at Islam, baik di hari raya maupun selainnya.
  • Oleh karena itu, banyak beberapa dalil yang menunjukkan adanya ucapan selamat pada selain hari raya, seperti ucapan para sahabat kepada Rasulullah: “Selamat untukmu atas apa yang diberikan oleh Allah kepadamu”. (Bukhori: 3939 Muslim: 1786), dan ucapan selamat dari Nabi berserta para sahabat kepada Ka’ab bin Malik tatkala Allah menerima taubatnya. (HR. Bukhori: 4156 Muslim 2769) Read more…
Categories: Fikih, Kontemporer, Tanya Jawab Tags: ,

Hukum Arisan

October 7, 2009 Leave a comment

Pertanyaan

Assalamu’alaikum. Apa hukum arisan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah? 08180269xxxx

Jawaban:

  • Arisan termasuk urusan muamalat manusia, dan kaidahnya “Asal dalam mu’amalah adalah boleh sampai ada dalil yang melarangnya”. Bahkan, arisan merupakan salah satu bentuk sosial yang dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan sesama.
  • Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Arisan hukumnya adalah boleh, tidak terlarang. Barangsiapa mengira bahwa arisan termasuk kategori “memberikan pinjaman dengan mengambil manfaat” maka anggapan tersebut adalah keliru, sebab semua anggota arisan akan mendapatkan bagiannya sesuai dengan gilirannya masing-masing”. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin 1/838) Read more…
Categories: Fikih, Kontemporer, Tanya Jawab Tags: